Selasa, 27 November 2012

MODEL KOMUNIKASI BERLO

Makalah Dasar-dasar Komunikasi Kelompok 4
Dosen: Ibu Murti Kusuma Wirasty
 
Dalam model komunikasi David K. Berlo, terdapat unsur-unsur utama komunikasi yang dikenal dengan SCMR, yaitu Source (sumber), Channel (saluran), Message (pesan), dan Receiver (penerima). Di samping itu, terdapat juga tiga unsur lain, yaitu Feedback (tanggapan balik), Efek , dan Lingkungan. Setiap unsur ini akan saling bergantung satu sama lain dan memiliki peranan penting dalam membangun proses komunikasi.
1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim informasi. Sumber terdiri dari satu orang atau kelompok. Misalnya partai, organisasi atau lembaga.
2. Pesan
Pesan adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda) yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media.
3. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang membawa pesan. Saluran komunikasi ini terdiri dari komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim.
5. UmpanBalik
Umpan balik merupakan respons atau reaksi yang diberikan oleh penerima.
6. Efek
Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.
Muhamad (1995) menjelaskan bahwa model Berlo menekankan komunikasi sebagai suatu proses dan menekankan “meaning are in the people”, atau arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri. Dengan kata lain, bahwa interpretasi pesan terutama tergantung kepada kata atau pesan yang ditafsirkan oleh si pengirim atau si penerima.
Berlo menggambarkan kebutuhan penyandi (encoder) dan penyandi balik (decoder) dalam proses komunikasi. Enkoder bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber dalam bentuk suatu pesan. Menurut Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, seperti keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode. Saluran berhubungan dengan panca indera, yaitu: melihat, mencicipi, mendengar, menyentuh, dan membaui.
Penelaahan terhadap Model Komunikasi Berlo:
1. Sumber
Seorang baik sebagai sumber maupun penerima harus memperhatikan hal-hal berikut dalam berkomunikasi, yaitu:
a. Ketrampilan berkomunikasi (communication skills) yang terdiri atas:
· Kemampuan sumber dalam menyusun tujuan komunikasi;
· Kemampuan sumber dalam menterjemahkan pesan ke dalam bentuk signal atau ekspresi tertentu.
b. Sikap, terdiri atas:
· Sikap terhadap diri sendiri;
· Sikap terhadap pesan;
· Sikap terhadap penerima pesan (receiver) maupun sikap sebaliknya, receiver terhadap sumber.
c. Pengetahuan, meliputi:
· Pengetahuan sumber tentang receiver, media komunikasi yang sesuai, metode pendekatan yang sesuai, serta pengetahuan tentang pesan;
· Pengetahuan receiver tentang sumber, media, maupun pesan.
d. Sistem sosial budaya, baik sumber maupun penerima harus memperhatikan sistem sosial budaya yang ada, meliputi:
· Norma yang dianut;
· Sistem pengambilan keputusan. Misalnya, terkait dengan inovasi bidang pertanian;
· Budaya yang berkembang dan dianut.
2. Pesan
Pesan dikembangkan berdasarkan:
· Kode pesan (penggunaan bahasa, gambar yang disepakati)
· Isi (disajikan utuh atau terpotong?)
· Perlakuan (pesan dapat dicerna oleh kelima indera manusia?)
3. Saluran komunikasi
Saluran komunikasi yang digunakan hendaknya:
· Baik menurut sasaran;
· Dapat diterima oleh banyak sasaran;
· Mudah digunakan oleh banyak sumber maupun penerima;
· Lebih ekonomis;
· Cocok dengan pesan.
Mulyana (2003) mengidentifikasi kelebihan dan keterbatasan dalam model Berlo ini. Salah satu kelebihan model Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model Berlo juga bersifat heuristik (merangsang penelitian) karena memperinci unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model ini misalnya dapat memandu anda meneliti efek keterampilan komunikasi penerima atas penerimaan pesan yang dikirimkan. Atau jika sebagai pembicara mungkin mulai menyadari bahwa latar belakang pembicara akan mempengaruhi penerima pesan.
Sedangkan keterbatasan model Berlo ini adalah Berlo mengganggap bahwa komunikasi merupakan sebuah fenomena yang statis. Disamping itu, umpan balik yang diterima pembicara dari khalayak tidak dimasukkan dalam model grafiknya dan komunikasi non verbal tidak dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain.

HUBUNGAN ANTARA TEORITIS DAN PRAKTIS PADA ILMU PENDIDIKAN

Makalah PIP Kelompok 4
Dosen: Bapak Ahmad Sadek

Pada dasarnya semua ilmu dapat dibagi menjadi 2 yaitu ilmu murni dan ilmu terapan.
Ilmu Murni
Ilmu Murni adalah ilmu yang membahas/ mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha untuk membahas teori-teori pendidikan secara dalam
Imu Terapan
Ilmu terapan adalah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan)
Perbedaan Ilmu Pengetahuan Murni dan Terapan:
* Ilmu Pengetahuan Murni berfokus kepada teori yang ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru.
            Misalnya, penelitian mata manusia.
* Sedangkan Ilmu Pengetahuan Terapan menempatkan teori-teori ke dalam praktek dengan tujuan mencari solusi dari sebuah masalah.
            Contohnya ketika diketahui bahwa mata dapat bermasalah, para ilmuwan berhasil menemukan kacamata. Melalui Ilmu Pengetahuan Terapan ini kita mendapatkan berbagai produk dan layanan baru, tetapi perkembangan ini berawal mula dari kemajuan dalam Ilmu Pengetahuan Murni.
Hubungan Antara Teoritis(Ilmu Murni) dan Praktis(Ilmu Terapan)
Pada Ilmu Pendidikan (Teknologi)
Ilmu pengetahuan murni (Fisika, Matematika, Kimia, dan Biologi) dan Ilmu pengetahuan terapan(teknologi) merupakan dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Teknologi tidak akan bisa berkembang tanpa adanya ilmu pengetahuan murni, dan sebaliknya ilmu pengetahuan membutuhkan teknologi untuk menyediakan fasilitas dan peralatan penelitian yang akurat. Sebagai contoh, mesin uap tidak akan ditemukan tanpa adanya penelitian di bidang ilmu pengetahuan fisika. Di lain pihak, keberhasilan pembuatan mesin uap ini mendorong penelitian lebih lanjut dalam bidang ilmu murni yang berkaitan dengan teori panas dan termodinamika.
Makalah PIP Kelompok 4
Dosen: Bapak Ahmad Sadek


Pada dasarnya semua ilmu dapat dibagi menjadi 2 yaitu ilmu murni dan ilmu terapan.
Ilmu Murni
Ilmu Murni adalah ilmu yang membahas/ mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha untuk membahas teori-teori pendidikan secara dalam
Imu Terapan
Ilmu terapan adalah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan)
Perbedaan Ilmu Pengetahuan Murni dan Terapan:
* Ilmu Pengetahuan Murni berfokus kepada teori yang ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru.
            Misalnya, penelitian mata manusia.
* Sedangkan Ilmu Pengetahuan Terapan menempatkan teori-teori ke dalam praktek dengan tujuan mencari solusi dari sebuah masalah.
            Contohnya ketika diketahui bahwa mata dapat bermasalah, para ilmuwan berhasil menemukan kacamata. Melalui Ilmu Pengetahuan Terapan ini kita mendapatkan berbagai produk dan layanan baru, tetapi perkembangan ini berawal mula dari kemajuan dalam Ilmu Pengetahuan Murni.
Hubungan Antara Teoritis(Ilmu Murni) dan Praktis(Ilmu Terapan)
Pada Ilmu Pendidikan (Teknologi)
Ilmu pengetahuan murni (Fisika, Matematika, Kimia, dan Biologi) dan Ilmu pengetahuan terapan(teknologi) merupakan dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Teknologi tidak akan bisa berkembang tanpa adanya ilmu pengetahuan murni, dan sebaliknya ilmu pengetahuan membutuhkan teknologi untuk menyediakan fasilitas dan peralatan penelitian yang akurat. Sebagai contoh, mesin uap tidak akan ditemukan tanpa adanya penelitian di bidang ilmu pengetahuan fisika. Di lain pihak, keberhasilan pembuatan mesin uap ini mendorong penelitian lebih lanjut dalam bidang ilmu murni yang berkaitan dengan teori panas dan termodinamika.

APAKAH PENDIDIKAN ITU?



APAKAH PENDIDIKAN ITU?

Makalah PIP Kelompok 7


M.J. Langeveld (1995) :
  1. Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan
  2. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila
  3. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab
Pengertian pendidikan secara umum:
Pendidikan adalah : Usaha sadar yang dilakukan menusia dewasa yang bertanggung jawab membantu anak menjadi dewasa[1].
Usaha sadar : pendidikan akan terlaksana jika adanya keinginan yang kuat untuk merubah sesuatu dalam diri kita, dari tahu menjadi lebih tahu, dari bisa menjadi lebih bisa, dan dari baik menjadi lebih baik. Usaha pendidikan memiliki tujuan tertentu sesuai jenjangnya.
a.       Manusia dewasa yang bertanggung jawab atas pendidikan terdiri dari :
-          Orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan putra putrinya
-          Guru/pendidik,pelatih yang bertanggung jawab sesuai penugasan yang diterimanya (jadi diperlukan surat keputusan SK, untuk dapat melaksanakan kegiatan mengajar)
-          Tokoh masyarakat (pejabat, kiayi, orang yang disegani) dapat membantu pendidikan sesuai dengan proporsinya.
b.      Cirri-ciri Dewasa
-          Mandiri
-          Berguna bagi orang lain
-          Bertanggung jawab
-          Dapat menghargai aturan/norma
c.       Membantu artinya dengan ikhlas, berniat baik tanpa merasa terpaksa



Pentingnya pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Seorang anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya ,sehingga anak akan merasakan bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai sumber kekuatan yang membangunya.Dengan demikian akan timbul suatu situasi yang saling membantu,saling menghargai,yang sangat mendukung perkembangan anak.Di dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan,dan perkembangan adalah orang tua.Dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang karena dihargai,diterima,dicintai,dan dihormati sebagai manusia .Itulah pentingnya mengapa kita menjadi orang yang terdidik di lingkungan
keluarga.Orang tua mengajarkan kepada kita mulai sejak kecil untuk menghargai orang lain.
Sedangkan di lingkungan sekolah yang menjadi pendidikan yang kedua dan apabila orang tua mempunyai cukup uang maka dapat melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi dan akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi kemudian menjadi seorang yang terdidik . Alangkah pentingnya pendidikan itu. Guru sebagai media pendidik memberikan ilmunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Peranan guru sebagai pendidik merupakan peran  memberi bantuan dan dorongan ,serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak  agar anak dapat mempunyai rasa tanggung jawab dengan apa yang dia lakukan. Guru juga harus berupaya agar pelajaran yang diberikan selalu cukup untuk menarik minat anak .
Selain itu peranan lingkungan masyarakat juga penting bagi anak  didik . Hal ini berarti memberikan gambaran tentang bagaimana kita hidup bermasyarakat.Dengan demikian bila kita berinteraksi dengan masyarakat maka mereka akan menilai kita,bahwa  tahu mana orang yang terdidik,dan  tidak terdidik. Di zaman Era Globalisasi diharapkan generasi muda bisa mengembangkan ilmu yang didapat sehingga tidak ketinggalan dalam perkembangan zaman. Itulah pentingnya menjadi seorang yang terdidik baik di lingkungan Keluarga,Sekolah,dan Masyarakat.
Pendidikan formal, informal dan nonformal
Pendidikan  formal  adalah  kegiatan  yang  sistematis,  bertingkat/berjenjang, dimulai dari  sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya;   termasuk   kedalamnya   ialah   kegiatan   studi   yang   berorientasi akademis  dan  umum,  program   spesialisasi,  dan  latihan  professional,  yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga sehingga setiap  orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang  bersumber  dari   pengalaman  hidup  sehari-hari,  pengaruh  lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh  kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa.
Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan teroganisasi dan sistematis, di luar sistem  persekolahan yang , dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan  yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mancapai tujuan belajarnya.


[1] Dra. Sri Martini Meilanie, M.Pd (hlm. 14)

AKHLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM

Makalah Agama Islam
Dosen: Ibu Eva
 
Akhlak dalam Islam
Kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata khuluqun yang secara etimologis bermakna tabi’at, budi pekerti, adat dan kebiasaan. Sedangkan pendekatan lain bisa dari kata khalaqa sangat erat kaitannya dengan kata khaliq yang menciptakan dan makhluk yang diciptakan. Dari sini ada korelasi hubungan yang baik antara khaliq (Tuhan) dengan makhluk (manusia).
Definisi  akhlak secara terminologis :
1.      Ibnu Maskawaih menjelaskan bahwa akhlak adalah keadaan gerak jiwa yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa ia memikirkan.
2.      Al-Ghazali akhlak adalah keadaan jiwa yang menumbuhkan perbuatan dengan mudah dilakukan tanpa perlu berfikir lebih lama.
3.      Ahmad Amin, akhlak adalah kehendak yang dibiasakan.
Model akhlak yang yang harus kita contoh dan teladani adalah akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Sesuai firman Allah SWT dalam QS. Al-Qalm, (68):4, “Sesungguhnya, Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti (khuluqin) yang luhur”. Karena itu, Rasulullah SAW merupakan teladan bagi umat manusia dalam mewujudkan akhlak mahmuda, akhlak yang islami. Hal ini dipertegas dalam QS. Al-Ahzab, (33):21, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak menyebut Allah.” Bahkan Nabi sendiri dalam sabdanya menjelaskan, “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Akhmad)
Adakah persamaan antara etika, moral dengan akhlak ? Pengertian etika, moral, dan akhlak terkesan sama, apalagi kalau ketiga istilah itu disandarkan pada Islam. Oleh karena itu, hal tersebut perlu dijelaskan, bahwa kata “etika” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ethos” artinya adat kebiasaan. Etika bisa saja merupakan istilah lain dari akhlak atau moral, tetapi memiliki perbedaan yang substansial karena konsep akhlak berasal dari pandangan agama terhadap tingkah laku manusia, sedangkan etika adalah pandangan tentang tingkah laku manusia dalam persfektif filsafat. Kalau ada persamaan adalah sama-sama membicarakan tabiat manusia.
Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sisyem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Sementara moral secara etimologis berasal dari bahasa latin “mores”, kata jamak dari “mos” yang berarti adat kebiaasaan, atau tata susila. Dalam hal ini yang dimaksud adat kebiasaan adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum yang diterima masyarakat, mana yang baik dan wajar.
Ciri Perbuatan Akhlak:
1.      Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2.      Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3.      Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4.      Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5.      Dilakukan dengan ikhlas.
Ruang lingkup Kajian Ilmu Akhlak:
·         Perbuatan-perbuatan manusia menurut ukuran baik dan buruk.
·         Objeknya adalah norma atau penilaian terhadap perbuatan tersebut.
·         Perbuatan tersebut baik perbuatan individu maupun kolektif. Manfaat mempelajari Ilmu Akhlak:
a.       Menetapkan criteria perbuatan yang baik dan buruk.
b.      Membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
c.        Mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia.
d.      Memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau buruk.
Pembagian akhlak
a.       Akhlak kepada Allah SWT
1.      Tauhid
Tauhid artinya mengesakan Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. QS. Al-Ikhlas, (122):1, “katakanlah (Muhammad) Allah itu esa. Menyekutukan Allah dengan lainnya adalah syirik dan orangnya disebut musyrik. Dosa syirik kepada Allah adalah dosa besar, bahkan dosa yang tidak terampuni.
2.      Taqwa
Definisi taqwa yang paling popular adalah “memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya”. Taqwa makna asal adalah  pemeliharaan diri. Diri harus dipelihara dari yang ditakuti, dan yang paling ditakuti adalah siksa Allah SWT. Muttaqin adalah orang-orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan Allah dengan cara berhenti di garis batas yang telah ditentukan, melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
3.      Tawakkal
Tawakkal adalah membebaskan hari dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatu kepada-Nya. Tawakkal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal 9 ikhtiar. Tidaklah dinamai tawakkal kalau hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangan tanpa melakukan apa-apa. Rasulullah pernah menegur seorang badui yang tidak mengikat untanya karena menurut dia itulah cerminan sikap tawakkal. “ikat dan tawakkallah” (HR. Tarmidzi, Ibnu Khuizaimah, dan Tabrani). Sebab apabila seseorang telah berusaha dengan sunguh-sungguh untuk menggapai sesuatu, mengerahkan segala tenaga dan pikiran, membuat perencanaan dan lain sebagainya, kalau kemudian gagal, tidak sesuai yang diharapkan dia tidak putus asa, ia bertawakkal kepada Allah.
4.      Taqarrub
Taqarrub adalah cara mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan melaksanakan ibadah yang wajib, dan ibadah sunnah lainnya.
5.      Taubat
Taubat berakar kata taaba yang berarti kembali. Orang yang bertaubat kepada Allah SWT adalah orang yang kembali dari sesuatu (yang jelek) menuju sesuatu (yang baik).
b.     Akhlak terhadap makhluk
Akhlak terhadap makhluk dibagi 2 yaitu akhlak terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap alam semesta.
Akhlak pada manusia
1.      Akhlak pada diri sendiri
Sebagai hamba Allah, manusia diwajibkan untuk selalu bersikap tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Manusia yang tidak mau tunduk dan patuh kepada-Nya disebut manusia yang ingkar, yang dalam bahasa Al-Quran disebut dengan kafir. Golongan kafir ada 2 macam :
1.      Kafir aqidah yaitu orang yang tidak menerima islam sebagai agamanya.
2.      Kafir ni’mat yaitu orang yang mengakui islam dengan utuh dan baik.
Pengaruh akhlak terhadap Allah pada diri pribadi ialah :
1.      Dapat bersikap wara’ atau penuh pertimbangan dalam bertindak, apakah perbuatan itu sesuai dengan hukum Allah, tidak melanggar hak orang lain dan sebagainya.
2.      Pandai mensyukuri nikmat.
3.      Sabar dan tawakkal.
4.      Optimis dan sportif.
5.      Tawadhu’ atau rendah hati.
6.      Syaja’ah atau berani menegakkan kebenaran.
7.      Ikhlas dan ridho.
8.      Zuhud berarti tidak diperdayakan oleh godaan duniawi dan hawa nafsu, hidup sederhana, dan tidak berlebihan baik menurut dirinya maupun menurut lingkungan sekitarnya, terutama menurut ketentuan Allah, serta tidak tergolong mubazzir.
c.       Akhlak terhadap keluarga atau pada orang lain
d.      Akhlak dalam kehidupan masyarakat dan bernegara
e.       Akhlak pada alam lingkungan
a.   Akhlak terhadap alam nyata
b.   Akhlak terhadap alam gaib
Tasawuf dalam islam
1.      Pengertian tasawuf
Ajaran tasawuf (sufisme) telah sangat populer selama berabad-abad dalam dunia islam, hingga sekarang ini. Tasawuf adalah salah satu bidang kajian studi islam yang memusatkan perhatiannya pada upaya pembersihan pada aspek batiniah yang dapat menghidupkan kegairahan akhlak yang mulia. Istilah tasawuf sendiri berasal dari kata “sufi” yang mengandung arti suci. Secara umum kata itu terdiri dari 3 huruf, yaitu shad, wau, dan fa, dibaca “shawafa”. Shawafa berasal dari bahasa arab, yaitu :
a.   Shafwaa atau safwe, yang berarti orang-orang bersih, atau orang-orang terpilih.
b.   Shuffa, disebut ahlush-shuffah yaitu orang-orang beranda.
c.    Shuuf, yang berarti bulu domba.
d.   Shaaf, yaitu barisan atau deret.
e.   Teoshofie, bahasa Yunani teos bermakna Tuhan, shopos bermakna hikmat.
Latar belakang munculnya tasawuf dalam islam
                                                                                   Munculnya aliran tasawuf dalam islam para ahli berbeda pendapat , ada yang mengatakan tasawuf muncul sesudah umat islam mempunyai kontak atau hubungan dengan filsafat Yunani, agama kristen, agama hindu, budha, dan katolik. Sehingga muncul anggapan bahwa tasawuf lajir dari luar islam. Pendapat ini terjadi pro dan kontra karena dalam sejarah kehidupan rasul ternyata mengandung nilai-nilai sufisme. Bila ditelusuri banyak ayat dan hadist serta perilaku Rasulullah SAW yang sama dengan nilai-nilai yang ada dalam tasawuf.
Sumber Ajaran Tasawuf:
·         Unsur Islam: - Al-Qur’an mengajarkan manusia untuk: mencintai Tuhan (QS. Al-Maidah: 54), bertaubah dan mensucikan diri (QS> At-Tahrim: 8), manusia selalu dalam pandangan Allah dimana saja (QS. Al-Baqarah: 110), Tuhan memberi cahaya kepada HambaNya (QS. An-Nur: 35), sabar dalam bertaqarrub kepada Allah (QS. Ali Imran: 3) - Hadis Nabi seperti tentang rahasia penciptaan alam adalah agar manusia mengenal penciptanya. - Praktek para sahabat seperti Abu Bakar Ash-shiddiq, Umar Ibn Khattab, Usman Ibn Affan, Ali Ibn Abi Talib, Abu Zar Al-Ghiffari, Hasan Basri, dll.
·         Unsur Non Islam:
a.       Nasrani: Cara kependetaan dalam hal latihan jiwa dan ibadah.
b.      Yunani: Unsur filsafat tentang masalah ketuhanan.
c.       Hindu/Budha: mujahadah, perpindahan roh dari satu badan ke badan yang lain.
Landasan teologis  tasawuf dalam islam
Landasan atau dasar utama tasawuf juga adalah Al-Quran dan hadist karena di dalam Al-Quran lah terkandung kedamaian, ketenangan, petunjuk-petunjuk, dan hukum-hukum Allah yang benar. Seluruh kandungan Al-Quran adalah dasar tasawuf itu sendiri.
Maqamat wa Al-Ahwal
Maqamat
Adalah bentuk jama dari kata maqam. Maqam adalah disiplin keruhanian yang ditunjukkan oleh seseorang berupa pengalaman-pengalaman yang dirasakan dan diperoleh melalui usaha-usaha tertentu. Sedangkan ahwal jama dari kata hal adalah sikap rohaniah yang dianugerahkan kepada manusia, tanpa diusahakan olehnya. Maqam menurut pembagian dan susunan Abu Nasr al-Sarraj al-Tusi dalam bukunya Kitab al-luma’ fi’t Tashawwuf ada 7 yaitu :
1.      Maqam Taubat
Taubat yang dimaksudkan sufi ialah tobat yang sebenar-benarnya, tobat yang tidak akan membawa kepada dosa lagi.
2.      Maqam Wara’
Pengertian sufi wara adalah meninggalkan segala yang dalamnya terdapat syubhat (keragu-raguan) tentang halalnya sesuatu.
3.      Maqam Zuhud
Zuhud yaitu keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian.
Menurut Al-Junaid zuhd adalah keadaan jiwa yang kosong dari rasa memiliki dan ambisi menguasai.
Menurut Ibn Qadamah al-Muqaddasi zuhd ialah pengalihan keinginan dari sesuatu kepada yang lebih baik.
Menurut Imam al-Gazali zuhd ialah mengurangi keinginan kepada dunia dan menjauhi daripadanya dengan penuh kesadaran dan dalam hal yang mungkin dilakukan.
Menurut Imam al-Qusyairi zuhd ialah tidak merasa bangga dengan kemewahan dunia yang telah ada di tangannya dan tidak merasa bersedih dengan hilangnya kemewahan tadi dari tangannya.
4.      Maqam Fakir
Fakir ialah tidak meminta lebih dari apa yang telah ada pada diri kita.
5.      Maqam Sabar
Sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah, dalam menjauhi segala larangan-Nya dan dalam meneruma segala cobaan-cobaan yang ditimpakan pada diri kita.
6.      Maqam Tawakkal
Dari segi bahasa tawakkal merupakan bentuk kata dari al-wakalah yang mengandung arti menyerahkan, menyadarkan, dan memercayakan.
7.      Maqam Ridha
Al-Junaid mengartikan ridha dengan (tarku al-ikhtiar) “meninggalkan usaha”. Sedangkan Dzu al-Nun al-Misri, ridha ialah : menerima qada dan qadar dengan kerelaan hati (sururul qalbi bimarri al-qadha).
Pergeseran tasawuf ke tarekat
Pengertian tarekat (thariqah, jamaknya taraiq) secara etimologis antara lain berarti jalan (khaifiyah), metode, sistem (al-uslub), haluan (madzhab), atau keadaan (al-halah). Secara istilah tarekat bisa bermacam-macam pengertian yakni :
a.       Perjalanan seorang salik (pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara mensucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
b.      Tarekat  adalah organisasi keagamaan dalam Islam yang menghimpun angota-anggota sufi yang sepaham bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
c.       Tarekat bisa juga bermakna wirid atau dzikir-dzikir yang dirumuskan sedemikian rupa yang harus dibaca dengan jumlah tertentu.
d.      Tarekat berasal dari kata “thariqah” yang artinya “jalan”.
Tasawuf modern/neosufisme
Beberapa contoh penerapan atau hubungan tasawuf dengan ilmu-ilmu sekuler, misalnya :
a.       Pertemuan tasawuf dengan fisika atau sains modern yang holistik.
b.      Pertemuan tasawuf dengan ekologi yang menyadarkan mengenai pentingnya kesinambungan alam ini dengan keanekaragaman hayati.
c.       Pertemuan tasawuf dengan penyembuhan alternatif yang memberikan kesadaran bahwa masalah kesehatan bukan hanya bersifat fisikal.
d.      Pertemuan tasawuf dengan psikologi baru yang menekankan segi transpersonl.
Hubungan tasawuf dengan akhlak
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
                Jika kata “tasawuf” dengan kata “akhlak” disatukan, akan terbentuk sebuah frase, yaitu tasawuf akhlaki. Secara etimologis, tasawuf akhlaki bermakna membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku. Tasawuf adalah proses pendekatan diri pada Tuhan dengan cara mensucikan hati sesuci-sucinya.  Dalam tasawuf akhlaki, sistem pembinaan akhlak menganut 3 cara yaitu :
1.      Takhalli
Sebagai langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang sufi dengan cara mengosongkan diri dari akhlak tercela serta memerdekakan jiwa dari  hawa nafsu duniawai.
2.      Tahalli
Sebagai upaya mengisi jiwa dengan akhlak yang terpuji.
3.      Tajalli
Yaitu terungkapnya cahaya kegaiban atau “nur gaib”.

CONTOH PERILAKU KOMUNIKASI



Komunikasi dapat terjadi secara tatapmuka (konvensional) maupun bermedia (digital). Berikut adalah satu contoh masing-masing dari 9 perilaku komunikasi dalam konteks pembelajaran:


1A. Perilaku simtomatik yang tidak dipersepsi – Di dalam kelas ada mahasiswa yang tertidur, namun dosen dan teman di sekitarnya tidak menyadarinya.
1B. Simtom yang dipersepsi insidental – Di dalam kelas ada mahasiswa yang tertidur, namun teman di sekitarnya menyadarinya dan ia tahu meskipun mahasiswa tersebut tidak memperhatikan dosen ketika sedang menjelaskan.
1C. Simtom yang diperhatikan – Di dalam kelas ada mahasiswa yang tertidur, dan dosen menegurnya.
2A. Pesan nonverbal yang tidak diterima – Dalam kegiatan diskusi di kelas, ada mahasiswa yang mengangkat tangan ingin memberi tanggapan, namun tidak ada yang melihatnya.
2B. Pesan nonverbal yang insidental – Dalam kegiatan presentasi di kelas, ada mahasiswa yang mengangkat tangan ingin bertanya, sang moderator melihat mahasiswa tersebut ketika mengangkat tangan, namun dia berkata, “Maaf, karena keterbatasan waktu. Tidak semua pertanyaan dapat ditampung.”
2C. Pesan nonverbal yang diperhatikan – Ketika ada mahasiswa yang ingin bertanya kepada si penyampai materi dalam kegiatan presentasi, sang moderator mempersilahkannya.
3A. Pesan verbal yang tidak diterima – Saat sudah mengumpulkan tugas dalam bentuk print out yang dikumpulkan ke penanggung jawab kelas, namun tugas tersebut tidak sampai ke dosen yang bersangkutan dengan tugas tersebut.
3B. Pesan verbal insidental – Terdapat mahasiswa yang belum juga menyerahkan tugasnya dan dosen pun menengur mahasiswa tersebut, namun mahasiswa tersebut tidak terlalu memperhatikan dosen yang sedang menegurnya.
3C. Pesan verbal yang diperhatikan – Terdapat satu kelompok yang sedang menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompok lain dan kelompok tersebut memperhatikannya.

APLIKASI DAN POTENSI TIK DALAM PEMBELAJARAN DI ERA GLOBALISASI (Kelompok 9)

Dosen Pengampu: Bpk. cecep Kustandi, M.Pd.

Disusun Oleh:
Denny Prabowo
Saipul Bakri
Priyo Purwo

PENDAHULUAN
Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan wira usaha.
Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan TIK akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai TIK dan menggunakannya secara efektif. Selain dampak positif, siswa mampu memahami dampak negatif, dan keterbatasan TIK, serta mampu memanfaatkan TIK untuk mendukung proses pembelajaran dan memanfatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan semakin banyaknya situs pertemanan seperti facebook, twitter, friendster, dan myspace membuat komunikasi dan saling bertukar informasi semakin mudah. Belum lagi semakin menjamurnya tempat membuat blog gratis di internet seperti wordpress, blogspot, livejurnal, dan multiply. Membuat kita dituntut bukan hanya mampu mencari dan memanfaatkan informasi saja, tetapi juga mampu menciptakan informasi di internet melalui blog yang kita kelola dan terupdate dengan baik. Di sanalah muncul kreativitas menulis yang membuat orang lain mendapatkan manfaat dari tulisan yang kita buat. Namun sayangnya, kebiasaan menulis dan membaca belum menjadi budaya masyarakat Indonesia, termasuk guru dan siswa di sekolah. Para guru TIK dituntut agar para peserta didiknya mampu memanfaatkan TIK untuk mengembangkan kreativitas menulis.
Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan pembahuruan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan dalam pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang berdampak meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi (high technology)perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu cepat. Akibatnya, sistem pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional.
PEMBAHASAN
Aplikasi dan Potensi TIK dalam Pembelajaran di Sekolah
Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission on Education for the Twenty First Century” merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai. pengetahuan)
Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan TIK dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat peserta didik beajar secara aktif.
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching”atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri pengertian e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape, transmisi satellite atau komputer (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruc-tion), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning System), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dan sebagainya.
Selain e-learning, potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah dapat juga memanfaatkan e-laboratory dan e-library. Adanya laboratorium virtual (virtual lab)memungkinkan guru dan siswa dapat belajar menggunakan alat-alat laboratorium atau praktikum tidak di laboratorium secara fisik, tetapi dengan menggunakan media komputer. Perpustakaan elektronik (e-library) sekarang ini sudah menjangkau berbagai sumber buku yang tak terbatas untuk bisa diakses tanpa harus membeli buku/sumber belajar tersebut.
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Globalisasi juga membawa peran yang sangat penting dalam mengarahkan dunia pendidikan kita dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Sebenarnya, ada empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan menurut UNESCO, yaitu: Level 1:Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk pendidikan; Level 2: Applying - baru mempelajari TIK (learning tom use ICT); Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK (using ICT to learn); Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum.
Salah satu bentuk produk TIK yang sedang “ngetrend” saat ini adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.
Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian, maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama.
Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul “Rebooting: The Mind Starts at School”. Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai“cyber classroom” atau “ruang kelas maya” sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut “interactive learning” atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini, guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana dikemukakan di atas.
Robin Paul Ajjelo juga mengemukakan secara ilustratif bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, (2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV, (4) alat-alat musik, (5) alat olah raga, dan (6) bingkisan untuk makan siang. Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.
Namun sayangnya, di negeri kita yang kaya ini, dan terdiri dari berbagai pulau, hal di atas masih seperti mimpi karena struktur dan kultur serta SDM guru yang profesional belum merata dengan baik. Di berbagai kota besar seperti Jakarta misalnya, beberapa sekolah maju dan internasional telah mengaplikasikannya, tetapi buat sekolah-sekolah di daerah, mungkin masih jauh panggang dari api dalam mengaplikasikan TIK.
Meskipun TIK dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Terkadang anak-anak lebih senang bermain games ketimbang materi yang diberikan oleh guru. Karena games sangat menarik peserta didik untuk rehat sejenak dari segala pembelajaran yang diterimanya di sekolah. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan sebagainya. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.
Pergeseran pandangan tentang pembelajaran
Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.
Hal itu telah mengubah peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru, kini telah bergeser menjadi berpusat pada siswa.
Aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah yang dikembangkan oleh guru dapat memberikan beberapa manfaat antara lain.
a. Pembelajaran menjadi lebih interaktif, simulatif, dan menarik
b. Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleks
c. Mempercepat proses yang lama
d. Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi
e. Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau di luar jangkauan
Kurikulum TIK yang sekarang ini telah dibuat oleh pusat kurikulum yang bekerjsama dengan Badan standar Nasional (BSNP) adalah kurikulum standar yang terdiri dari SK (Standar Kompetensi), dan KD (Kompetensi Dasar) yang masih harus dikembangkan oleh guru itu sendiri dalam mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi sekolah. Guru TIK dituntut untuk membuat kurikulumnya sendiri sesuai dengan SK dan KD dengan berbagai ragam pengayaan yang dimiliki oleh guru di daerahnya masing-masing. Sayangnya, banyak guru yang belum siap membuat kurikulumnya sendiri dan masih banyak guru yang copy and paste dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Padahal dlam KTSP guru diberikan kebebasan untuk berkreativitas dalam memberikan materi pengayaan kepada para peserta didiknya.
PENUTUP DAN KESIMPULAN
Aplikasi dan potensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa pergeseran pandangan tentang pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Penerapan TIK dalam pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih interaktif, simulatif dan lebih menarik. Oleh karena itu guru di era globalisasi informasi ini dituntut untuk mampu menguasai dan mengalipkasikan TIK dalam pembelajaran. Mengajak peserta didik untuk mampu memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mampu meciptakan informasi dengan membangun connecting and sharing.
Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang beriorientasi pada penerapan TIK akan mempercepat peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain di dunia.
Bagaimanapun banyaknya dampak positif dalam penerapan TIK dalam pembelajaran di sekolah, kita mempunyai tanggungjawab bersama dalam meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik secara individual, maupun sosial. Jangan iarkan anak-anak kita terlalu asyik dengan facebooknya dan games-games online lainnya. Anak harus diajarkan untuk mampu membaca dan menulis. Menciptakan informasi di dunia maya, walupun kita tahu dunia maya tak secantik Luna Maya yang terkena kasus dengan tulisannya di situs sosial Twitter.
Mulai saat ini marilah kita tidak GATEK, dan tidak ALERGI dengan TIK. Siapa yang menguasai TIK, pasti dia akan menguasai dunia. Kita pun merasakan bahwa masih banyak yang harus disempurnakan untuk memperbaharui kurikulum TIK yang ada di sekolah-sekolah kita. Perlu kerjasama (kolaborasi) antara guru di sekolah dan dosen di perguruan tinggi untuk memperbaiki kualitas kurikulum TIK di Indonesia. Jangan sampai terjadi tumpang tindih materi dalam mengaplikasikan TIK. Semoga struktur dan kultur berjalan seimbang di sekolah-sekolah kita, sehingga aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah berjalan dengan baik dan sesuai dengan kurikulum yang diharapkan oleh pemerintah.