Minggu, 28 September 2014

TATA CARA PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN

Apa itu buku teks pelajaran? Buku teks pelajaran adalah buku teks yang dijadikan acuan wajib bagi siswa maupun guru untuk membantu kegiatan pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi yang disusun secara sistematis oleh ahli atau pakarnya dengan standar nasional pendidikan.
Fungsi utama buku teks pelajaran adalah menyampaikan informasi yang mudah dibaca dan sesuai dengan kebutuhan siswa berdasarkan kurikulum yang nantinya dapat dijadikan salah satu sumber belajar siswa dan dapat dimanfaatkan guru dalam menyiapkan pembahasan materi yang akan disampaikan ke siswa di dalam kelas. Bahasa yang digunakan dalam buku teks pelajaran harus mudah dimengerti oleh peserta didik, karena terkadang Bahasa yang digunakan masih berorientasi pada penulis itu sendiri dan belum berorientasi pada peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan sulit memahami maksud dari materi yang disajikan di dalam buku teks pelajaran.
 Berikut adalah kesimpulan saya mengenai apa yang perlu diperhatikan dalam menulis buku teks pelajaran setelah membaca lima tulisan mengenai tata cara penulisan buku teks pelajaran.

A.      Hubungan Kurikulum dan Buku Teks Pelajaran
Buku teks erat kaitannya dengan kurikulum. Dengan begitu, buku teks pelajaran harus mengacu pada kurikulum yang sedang berlaku pada pendidikan nasional. Berikut pengertian kurikulum menurut para ahli:

  •       Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
  •      Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
  •       Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan tertentu dalam kegiatan pendidikan.
Dengan demikian, keberadaan kurikulum dan buku teks pelajaran selalu berdekatan dan berkaitan. Namun perlu diketahui, kurikulum tidak dapat menentukan segalanya. Penulis buku teks pelajaran memiliki tanggung jawab besar dalam menjabarkan isi kurikulum ke dalam bentuk buku teks.
Dengan adanya kurikulum sangat membantu para penulis buku teks pelajaran dalam menentukan sasaran, tujuan, materi, dan metode dari buku teks pelajaran yang akan ditulisnya. Sehingga buku teks pelajaran yang ditulisnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan dapat dimanfaatkan  dengan semaksimal mungkin.
B.      Prinsip Pembuatan Buku Teks Pelajaran
Dalam membuat sebuah buku teks pelajaran terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu prinsip relevansi, prinsip konsistensi, dan prinsip kecukupan.
1.       Prinsip relevansi, maksud dari prinsip relevansi adalah keterkaitan, di mana materi yang disajikan harus relevan dengan standar kompetensi yang ingin dicapai
2.       Prinsip konsistensi, maksud dari prinsip konsistensi adalah keajegan, di mana bahasan materi yang disajikan di dalam buku teks pelajaran harus sama jumlahnya dengan kompetensi dasar yang harus dicapai
3.       Prinsip kecukupan, maksud dari prinsip kecukupan adalah materi yang disajikan di dalam buku teks pelajaran harus cukup agar peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Materi yang disajikan tidak boleh terlalu sedikit maupun terlalu banyak, karena jika terlalu sedikit dikhawatirkan peserta didik tidak mencapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan dan jika terlalu banyak dianggap akan membuang-buang waktu dan tenaga.

C.      Ketentuan-ketentuan Pembuatan Buku Teks Pelajaran
Buku merupakan sekumpulan informasi pengetahuan yang dapat dijadikan pedoman atau sumber pengetahuan, maka dalam penulisan buku teks Pelajaran diperlukkan beberapa ketentuan agar buku yang disusun memberikan informasi yang utuh, adapun ketentuannya adalah: 
             1.       Persyaratan yang berkaitan dengan isi
a)      Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik/diklat
b)      Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
c)       Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
d)      Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
e)      Sesuai dengan jenjang dan sasararan
f)       Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori
g)      Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara
            2.       Persyaratan  penyajian
a)      Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab
b)      Ualing memperkuat dengan bahan lain dan kontekstual
c)       Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca
d)      Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari
e)      Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor
f)       Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal
            3.       Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa
a)      Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
b)   Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan  sasaran  pembaca
c)       Menggunakan istilah, kosakata, indeks, symbol yang mempermudah pemahaman
d)      Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan
            4.       Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi
a)      Relevan degan konsep, prinsip yang disajikan
b)      Tidak menggunakan kesinambungan antar kalimat, antar bagian, dan antar paragraf
c)       Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
d)      Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi[1]

D.      Sistematika Penulisan Buku Teks Pelajaran
Secara umum, kerangka isi buku teks pelajaran:
1.       Bagian Pendahuluan
a.       Kata Pengantar
b.      Daftar Isi
c.       Penjelasan tujuan buku pelajaran
d.      Petunjuk penggunaan buku
e.      Petunjuk pengerjaan soal latihan
2.       Bagian Isi
a.       Judul bab atau topik bahasan
b.      Uraian singkat pokok bahasan
c.       Penjelasan tujuan bab
d.      Uraian isi pembelajaran
e.      Penjelasan teori
f.        Sajian contoh
g.       Ringkasan isi bab
h.      Soal latihan
i.         Kunci jawaban soal latihan
3.       Bagian Akhir
a.       Glosarium
b.      Daftar pustaka
c.       Lampiran-lampiran

E.       Petunjuk Teknis Penulisan Buku Teks Pelajaran
Untuk melakukan penulisan buku teks pelajaran, di bawah ini terdapat beberapa petunjuk praktis yang dapat dijadikan pedoman penulisan di antaranya, yaitu:
Hal hal yang harus diperhatikan:
1.    Berilah jarak 3 spasi antara  table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya
2.  Judul tabel atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan tabel atau gambarnya,  penyebutan menggunakan table atau gambar
3.  Tepi  kanan teks tidak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus  dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa      disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya
4.  Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal.
5.    Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
6.    Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan :
1.       Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halamamn tersebut merupakan akhir bab
2.       Tidak boleh memotoing table atau gambar
3.       Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa
4.       Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab
5.       Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman
6.       Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk    penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.
7.     Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi    kanan





[1] Mengutip dari http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/09/02/pembuatan-buku-teks-pelajaran

Minggu, 14 September 2014

Pengembangan Bahan Ajar Cetak

Apa itu Pengembangan Bahan Ajar Cetak?
Menurut pandangan saya, Pengembangan Bahan Aajar Cetak merupakan mata kuliah yang memelajari tentang bagaimana caranya membuat atau mengembangkan bahan belajar cetak, baik itu modul, buku, poster, komik, handout, dan lain sebagainya dibuat lebih menarik sesuai dengan sasaran peserta didik. Sehingga pesan yang disampaikan melalui bahan belajar cetak tersebut dapat diterima oleh peserta didik dengan semaksimal mungkin.
Tapi, di sini tidak hanya belajar mengenai bagaimana cara membuat atau mengembangkan bahan belajar cetak saja. Tapi juga belajar tentang kurikulum, penilaian, evaluasi, dan lain-lain. Dengan demikian, bahan belajar cetak yang akan dibuat maupun dikembangkan akan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik.

Apa yang diharapkan setelah mengikuti mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Cetak?
Yang saya harapkan setelah mengikuti mata kuliah ini, saya menjadi tahu bagaimana membuat atau mengembangkan bahan belajar cetak yang sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran peserta didik sehingga saya dapat menerapkannya. Dan saya dapat mengembangkan bahan belajar cetak lebih menarik untuk meningkatkan daya tarik peserta didik untuk membaca.

Susunan Istilah:
  1. Peserta didik
  2. Kurikulum
  3. Pembelajaran
  4. Analisis kebutuhan peserta didik
  5. Penelitian
  6. Materi
  7. Bahan ajar
  8. Pengembangan
  9. Kisi-kisi
  10. Rangkuman
  11. Judul
  12. Desain
  13. Cara penulisan
  14. Ejaan
  15. Belajar
  16. Industri buku
  17. Buku
  18. Keterbacaan
  19. Modul
  20. Komik
  21. Poster
  22. Handout
  23. Naskah
  24. Skripsi
  25. Penilaian
  26. Evaluasi
  27. E-book
  28. Cetakan


Peserta didik merupakan faktor utama yang sangat penting dalam menentukan kurikulum. Kurikulum itu sendiri adalah rancangan dalam kegiatan pendidikan, yang dijadikan acuan atau pedoman dalam kegiatan pembelajaran.
Setelah menentukan kurikulum, selanjutnya melakukan analisis peserta didik melalui penelitian untuk menentukan materi dan bahan ajar untuk kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Analisis peserta didik sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana karakter peserta didik dan untuk mengetahui metode apa yang tepat untuk digunakan selama kegiatan pembelajaran.
Materi dan bahan ajar yang sudah ada dan akan disampaikan ke peserta didik tentunya butuh pengembangan, tujuan adanya pengembangan ialah untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang kita tahu perkembangannya sangat pesat dari waktu ke waktu.
Dengan materi atau bahan ajar yang sudah ada dapat dilanjutkan dengan membuat kisi-kisi yang nantinya akan dikembangkan, selanjutnya membuat rangkuman dari materi dan bahan ajar tersebut. Jika kisi-kisi dan dan rangkuman sudah selesai dibuat, selanjutnya dapat menentukan judul apa yang cocok dengan isi dari kisi-kisi dan rangkuman yang telah dibuat. Jika kisi-kisi, rangkuman, dan judul sudah ditentukan selanjutnya dapat menentukan desain bahan ajar cetak yang sesuai dengan isi dari materi yang akan disampaikan ke peserta didik.
Dalam mengembangkan bahan ajar cetak tentunya cara penulisan sangat diperhatikan. Cara penulisan bahan belajar cetak harus sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Karena bahan belajar cetak akan menjadi salah satu sumber belajar yang nantinya akan digunakan oleh peserta didik.
Selanjutnya, materi tersebut dapat diajukan ke industri buku untuk proses pencetakan buku. Sebelum dilakukan pencetakan perlu diperhatikan tingkat keterbacaan materi tersebut. Tingkat keterbacaan meliputi, bentuk dan warna huruf yang digunakan, warna background yang digunakan, hingga kertas yang akan digunakan. Dengan demikian, mata pembaca akan terasa nyaman ketika membacanya.
Namun bahan ajar cetak bukan hanya buku saja, di antaranya:
1.      Modulbahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
2.      Komik: gambar-gambar yang tidak bergerak yang disusun sehingga dapat membentuk jalinan cerita. Jalinan cerita tersebut berisi tentang materi-materi pembelajaran yang dikemas menjadi semenarik mungkin.
3.      Poster: suatu kalimat menarik dan biasanya disertai gambar untuk menyampaikan informasi atau himbauan tertentu.
4.      Hand Out: selebaran yang dibagikan untuk peserta didik yang berisi materi secara garis besar.
5.      Naskah: informasi yang berbentuk cerita. Cerita yang disampaikan dapat berisi materi untuk peserta didik dapat dibuat ke dalam bentuk naskah, sehingga peserta didik tidak merasa monoton ketika membaca materi.
6.       Skripsisuatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.
Sebelum bahan ajar cetak disebarluaskan perlu dilakukan penilaian dan evaluasi. Penilaian dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui apa saja yang kurang dalam bahan ajar cetak tersebut, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan ketika sampai ke tangan pembaca kekurangan-kekurangan yang ada sudah diminimalisir.
Di era digitalisasi sekarang ini sudah terdapat inovasi baru dalam bidang buku, yaitu e-book atau electronic bookE-book merupakan bentuk digital dari buku yang bukan berupa cetakanE-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format htm, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe.
Namun, menurut saya pribadi buku masih menjadi pilihan saya, karena sensasi membalik lembar demi lembar yang ada di dalam buku tidak bisa digantikan oleh e-book. Dan terkadang membaca e-book membuat mata menjadi cepat lelah.


Harum Tri Anggraeni
121512195
TP Reguler 2012



Selasa, 08 April 2014

Grup Diskusi Facebook Merupakan Inovasi atau Bukan?

        A.      PENDAHULUAN
1.       Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini perkembangan teknologi terasa sangat pesat. Dengan berkembangnya teknologi pada sekarang ini maka berpengaruh juga terhadap dunia pendidikan. Sekarang kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan dengan tatap muka saja di dalam kelas tetapi juga dengan pembelajaran jarak jauh baik itu secara online maupun offline. Pembelajaran online tidak harus dilakukan dengan tatap muka tetapi bisa dimana saja dan kapan saja tanpa terbatas dengan adanya jarak. Dulu kita mencari materi hanya dari buku, sekarang kita bisa mencari materi di internet. Dengan demikian para siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena semuanya sudah dimudahkan dengan berbagai kemajuan teknologi yang ada.
Pada saat ini sedang marak-maraknya berbagai media jejaring sosial, contohnya twitter, facebook, path, instagram dan masih banyak lainnya. Adanya berbagai media jejaring sosial tersebut juga merupakan hasil dari kemajuan teknologi. Dan pada saat ini tidak hanya web-based learning yang digunakan sebagai media pembelajaran e-learning tetapi jejaring sosial juga. Dan salah satunya yaitu penggunaan facebook sebagai forum diskusi mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan. Apakah penggunaan facebook dalam mata kuliah ini merupakan suatu inovasi? Apakah siswanya menjadi aktif? Dan apakah efektif? Dalam artikel ini, saya akan membahas hasil survey mengenai keaktifan siswa dalam pemanfaatan facebook sebagai dalam mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan.
2.       Pertanyaan Survei
a.       "Apakah Forum Group Discussion IDP ini termasuk inovasi dalam mata kuliah ini?". Kalau Anda jawab "YES", atau "NO" atau "YES & NO", berikan alasan mengacu pada teori Rogers & Reigeluth.
b.      Berapa jumlah frekuensi mahasiswa yang menjawab serta berapa yang tidak menjawab?
c.       Dari jumlah mahasiswa yang menjawab, berapa yang memilih "YES", "NO", dan "YES & NO"?
3.       Tujuan dan Maanfaat
Tujuannya untuk mengetahui apakah penggunaan facebook sebagai media pembelajaran efektif atau tidak dan mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam forum diskusi ini. Dengan demikian kita akan mengetahui seefektif apakah penggunaan facebook sebagai media pembelajaran Difusi Inovasi Pendidikan.
4.       Responden Survei
Responden dari survei ini adalah mahasiswa Teknologi Pendidikan UNJ Regular 2012 yang mengambil mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan, yang berjumlah 41 orang.
5.        Teknik Survei
Melakukan penghitungan data dari jawaban-jawaban yang berasal dari pertanyaan yang disampaikan Ibu Retno mengenai bagaimana pendapat mereka tentang forum diskusi facebook ini apa merupakan sebuah inovasi atau bukan serta alasannya.

       B.      HASIL SURVEI
                   a) Data Mahasiswa yang Menjawab dan Tidak Menjawab di Diskusi Sebelumnya





       b) Data Mahasiswa yang Menjawab “Yes”, “No”, dan “Yes dan No”






 c) Pengklasifikasian Mahasiswa dengan Jawaban yang Sama
     1. Yang Menjawab "Yes"








     2. Yang Menjawab "No"







     

         3. Yang Menjawab "Yes & No"






       C.     PEMBAHASAN
Teori Rogers mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Teori Reigeluth mendefinisikan inovasi adalah suatu proses perubahan secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan data di atas dapat kita lihat, 78% atau 32 mahasiswa aktif atau menjawab pertanyaan dan  sisanya 22% atau 9 mahasiswa tidak aktif atau tidak menjawab pertanyaan yang diajukan Ibu Retno.
Dari seluruh mahasiswa yang menjawab pertanyaan memiliki jawaban dan pendapatnya masing-masing mengenai ‘apakah penggunaan facebook dalam pembelajaran merupakan suatu inovasi?’. Dari 32 mahasiswa yang menjawab ‘yes’ sebanyak 4 orang, yang menjawab ‘no’ sebanyak 8 orang, dan sisanya 20 orang menjawab ‘yes & no’. Dapat kita lihat, mayoritas mahasiswa menjawab ‘yes & no’.
Selanjutnya, dari keempat mahasiswa yang berpendapat penggunaan facebook dalam pembelajaran merupakan suatu inovasi secara garis besar memiliki alasan yang sama, yaitu belum pernah menggunakan facebook sebagai media pembelajaran dan bersifat berkelanjutan dan menyuruh, walaupun sebelumnya sudah pernah menggunakan web-based learning untuk pembelajaran. Dari kedelapan mahasiswa yang berpendapat facebook bukanlah suatu inovasi dalam pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan alasannya masing-masing. Alasan pertama; sudah pernah merasakan online learning dan berpendapat bahwa facebook termasuk dari online learning dan dianggap tidak menyeluruh dan berkelanjutan hanya melakukan tanya-jawab, dan empat mahasiswa yang memiliki alasan tersebut. Alasan kedua; Sudah pernah merasakan online learning dan berpendapat bahwa facebook termasuk online learning dan penggunaan facebook dianggap tidak berkelanjutan hanya sebagai penunjang saja, dan dua mahasiswa yang memiliki alasan tersebut. Alasan ketiga; Sudah pernah merasakan online learning (facebook termasuk online learning) sebelumnya, dan dua mahasiswa yang memiliki alasan tersebut.  Dari keduapuluh mahasiswa yang menjawab yes dan no dikelompokkan menjadi empat berdasarkan alasannya masing-masing. Alasan pertama; belum pernah menggunakan facebook sebagai media pembelajaran dan dianggap tidak berkelanjutan dan tidak menyeluruh, terdapat tujuh mahasiswa yang memiliki alasan tersebut. Alasan kedua; sudah pernah merasakan online learning (facebook termasuk online learning) dan dianggap berkelanjutan dan menyeluruh, terdapat tujuh mahasiswa yang memiliki alasan tersebut. Alasan ketiga; belum pernah menggunakan facebook sebagai media pembelajaran dan dianggap berkelanjutan dan menyeluruh, terdapat dua mahasiswa yang memiliki alasan tersebut. Dan terakhir alasan keempat; belum pernah menggunakan facebook sebagai media pembelajaran, terdapat empat mahasiswa yang memiliki alasan tersebut.
Dapat kita lihat, jawaban dari masing-masing mahasiswa beragam walaupun cenderung serupa. Karena masing-masing mahasiswa berpendapat sesuai dengan pengalaman dan pemikirannya sendiri.


      D.      KESIMPULAN
Berdasarkan data keseluruhan dapat disimpulkan keaktifan mahasiswa TP reguler 2012 dalam forum diskusi facebook mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan masih tinggi, karena mayoritasnya menjawab pertanyaan apa yang Ibu Retno ajukan, yaitu Apakah forum diskusi facebool DIP ini termasuk inovasi dalam mata kuliah ini?”. Jawaban dari pertanyaan tersebut memiliki jawaban yang beragam. Karena inovasi bersifat relatif dan tergantung pada masing-masing individu itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.facebook.com/groups/609115625823877/

Roger, Everett M. 1995. Diffusion of Innovations Four Edition.New York: The Free Press